Cari di Blog Ini ... !

Sistem Pernapasan Manusia


Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan didasarkan pada keteraturan yang rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, udara harus dihangatkan dan dibersihkan sebelum dihirup. Hidung kita diciptakan sesuai untuk pekerjaan ini. Bulu dan selaput lendir pada dinding lubang hidung menyaring udara dengan menangkap partikel debu di dalamnya. Sementara itu, udara dihangatkan ketika mengalir sepanjang lubang hidung. Tulang-tulang hidung memiliki bentuk khusus, sehingga udara yang terhirup baru akan menuju paru-paru setelah berputar beberapa kali di dalam hidung dan menjadi hangat. Struktur yang memungkinkan udara mengalir beberapa kali dalam sebuah tulang yang kecil pastilah merupakan hasil perancangan. Jika manusia mencoba meniru efek ini, pengendalian pergerakan udara hanya mungkin terjadi melalui perhitungan yang rumit dan spesi¿ k. Fakta bahwa struktur khusus ini ada untuk memenuhi kebutuhan sistem lain, yakni membersihkan dan menghangatkan udara yang mengalir ke paru-paru adalah bukti bahwa kedua sistem ini diciptakan secara khusus oleh Pencipta yang sama. 

Setelah semua tahapan ini, udara sampai ke tabung pernapasan setelah dilembabkan dan dibebaskan dari debu.Manusia memiliki sepasang paru-paru.  Yang kanan lebih besar (620 gram) daripada yang kiri (560 gram). Kegiatan pertukaran Oksigen dan karbondioksisa yaitu pengambilan oksigen dan pembuangan karbon dioksida berpusat di paru-paru dan dilaksanakan oleh sistem peredaran darah.  Darah mengambil oksigen dari paru-paru lalu mengedarkannya ke setiap sel dalam tubuh sambil mengumpulkan karbon dioksida dari sel-sel tersebut  untuk  dibuang  melalui    paru-paru.  Untuk  orang  dewasa,  pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang demikian ini membutuhkan paru-paru yang luas permukaannya mencapai sekitar 90 m 2 . Luas ini sama dengan 50 kali luas permukaan kulit atau hampir seluas lapangan tenis.  Setiap hari, permukaan seluas ini terpapar ke 15.000 liter udara dan kotoran yang ikut terhirup. Sungguh ajaib bagaimana permukaan seluas ini dapat dipadatkan pada kedua paru-paru kita.

Sumber: Harun Yahya, Manusia dan Alam Semesta, 2004.

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya:

No comments:

Post a Comment

Ekiosku.com Jual Beli Online Aman Menyenangkan