Ketika
hari raya sudah dekat, masyarakat Indonesia berbondong-bondong pulang ke
kampung halaman. Budaya Mudik memang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagai
bentuk tata krama dan penjagaan tali silaturahmi keluarga. Namun terkadang demi
pulang kampung, segala apapun dilakukan termasuk dengan usaha usaha yang kurang
baik. Usaha-usaha yang dimaksud adalah tindak kejahatan yang semakin meningkat
menjelang hari raya.
Terkadang
gemerlapnya hari raya idul fitri bikin orang jadi gelap hati. Alasannya tentu bukan
karena kesucian idul fitrinya, namun karena emosi segelintir orang akan
keterpaksaan dan kesempatan bertindak kejahatan. Luapan keramaian kawasann publik
dan jalan raya saat musim Balik tidak dapat dibendung, pasalnya Balik terjadi
di seluruh Indonesia. Hal yang semacam ini menjadi suatu kesempatan bagi
orang-orang tidak bertanggung jawab dan termasuk suatu keterpaksaan bagi orang
yang kekurangan finansialnya. Hari raya fitri memang identik dengan pembaruan
berbagai macam barang, mulai dari pembenahan rumah, membeli pakaian baru,
menghidangkan makanan manis untuk jamuan tamu dan bepergian menghadiri
tempat-tempat wisata. Mewujudkan hal
tersebut bagi sebagian orang tidak lah gampang, malah justru menyulitkan. Itu
sebabnya terkadang orang bergelap hati hanya demi mewujudkan hal-hal mewah di
hari raya. Walaupun sebenarnya adalah orang-orang baik, namun keterbatasan
ekonomi dan kesempatan datang inilah menjadi pemicu gejolah emosinya.
Semakin
canggih saja para penjahat dalam merencanakan aksi mereka. Modusnya paling
sering dijumpai saat ini yakni pembiusan, copet, hipnotis dan peracunan
terhadap korban. Pembiusan dan hipnotis umumnya dilakukan di kendaraan umum
ketika duduk berdampingan ketika korban lalai dan tertidur. Hal itu juga dapat
dilakukan di tempat pemberhentian seperti pada rumah makan dan atrean panjang
kemacetan. Sedangkan copet biasa
dilakukan ditempat kerumunan massa berdesakan. Para penjahat tidaklah melihat
orang yang berpakaian rapi dan glamor namun juga orang yang bergaya biasa-biasa
saja. Alasannya adalah urbanisasi, kelihatannya orang biasa namun terkadang
membawa uang banyak. Hampir semua orang Balik yang pertama tidaklah
memerhatikan penampilan, tapi yang terpenting keselamatan dan lagi membawa
bekal hasil kerja yang banyak untuk dapat dibagikan kepada sanak saudara di
kampung selain juga sebagai bekal perjalanan jauh. Hal ini benar dipahami oleh
para penjahat. Selain itu, modus pemberian makanan dan minuman gratis juga
sering dilakukan. Jangka perjalanan jauh dan kemacetan kerumunan yang
menyebabkan orang tidak bisa berhenti dan berbuka puasa menjadi kesempatan
hangat penjahat untuk meracuni korban dan segera merampas harta bendanya.
Sebagai warga beragama, hendaknya senantiasa berdoa dan berdzikir disepanjang
jalan. Meminimkan kesempatan para penjahat dapat menghipnotis diri kita. Dengan
terus dan berdzikir pikiran akan terfokus pada kerohanian dan tidak akan mudah
dihipnotis. Semua hal diatas adalah sebagian kecil modus kejahatan yang sering
dilakukan. Pastinya modus di atas sudah umum dan dipahami penjahat, serta akan
dicarikan cara-cara lain. Masih banyak lagi modus kejahatan di musim Balik,
tetaplah harus selalu berhati-hati karena kejahatan datang karena kesempatan.
Menurut
salah satu media televisi polisi sebenarnya sudah memperbaiki pelayanan
keamanan terhadap masyrakat seperti diadakannya pos polisi per dua puluh kilo
meter di sepanjang jalur pantura jawa barat. Di sepanjang jalan polisi lalu
lintas terus mengatur arus Balik. Layanan call center polisi melalui nomor 110
dan SMS ke nomor 1717 sudah dapat digunakan dan langsung mendapat respon polisi
terdekat. Tidak henti-hentinya polisi melakukan kontrol. Banyak dari polisi itu
juga ditugaskan sampai hari raya ketupat. Memang benar polisi sudah lebih baik
melindungi masyarakat. Namun tetap saja, tidak mungkin para penjahat bertindak
di depan polisi langsung, pastinya mereka beraksi dibelakang dengan rencana
yang matang. Masyarakat hendaknya selalu berhati-hati ketika Balik, jangan
pernah menerima makanan dan minuman secara cuma-cuma. Hal yang sudah terjadi
banyak di antara masyarakat yang diracun lalu dirampas harta bendanya. Lebih
baik membawa makanan dan minuman sendiri dari rumah karena tidak akan beresiko
diracuni. Ketika Balik juga tidak perlu membawa bekal yang terlalu banyak,
disamping merepotkan tentu juga akan menjadi incaran para penjahat. Bawalah
barang secukupnya dan seperlunya. Jika membawa uang jangan terlalu banyak pula,
lebih baik uang di ambil di rekening bank terdekat kampung halaman.
Sekedar
tips Balik persiapan yang matang ketika akan berangkat harus diperhatikan betul.
Kalau perlu catat nomor kedaraan dan infokan pada saudara tujuan bagi penumpang
kendaraan umum agar jika ada apa-apa dapat langsung dicari dan diberikan
bantuan. tips ini berguna karena kebanyakan masyarakat Indonesia masih kurang
pada penggunaan jasa asuransi. Di negara barat, asuransi seperti layaknya nasi
di kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia, menjadi hal pokok karena nyawa,
keselamatan anggota tubuh sangat penting. Hal semacam ini dapat ditiru bangsa
Indonesa yang tiap tahun Balik dan mendapat resiko besar saat perjalanan.
Pada
dasarnya bulan Ramadhan adalah bulan suci dan penuh berkah serta Hari Raya Idul
Fitri membawa manusia pada kesucian dan kemerdekaan. Hari-hari yang begitu
indah jika dijalani dengan segala kebaikan dan menolong sesama. Hendaknya
dijadikan wawasan bahwasannya dalam hidup senantiasa membersihkan hati. Tidak
perlu lah adanya modus-modus kejahatan seperti di atas. Negara ini adalah
negara majemuk, segala macam permasalahan tidak hanya berakar satu masalah
saja. Untuk itu dalam menanggapi permasalahan modus kejahatan saat Balik harus
didukung semua pihak. Disamping pihak berwajib yang memberikan pelayanan
perlindungan, sebagai warga yang tertib tetap perlu berhati-hati dalam
perjalanan. Berhati-hatilah anda, jangan sampai di bidik penjahat saat anda Balik.
No comments:
Post a Comment
Ekiosku.com Jual Beli Online Aman Menyenangkan