Cari di Blog Ini ... !

Artikel Menarik: Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Al-Qur’an

Bagaimana kita mencintai Indonesia kita ini? Nasionalisme adalah sikap cinta tanah air tanpa menganggap remeh negara lain. Haruskah sikap nasinonalisme itu? Ya tentu saja. Tapi ada yang mangharamkan? Tidak, sesungguhnya orang-orang tersebut tergolong
pada orang yang tidak berfikir. Mereka menggunakan hadist, tetapi mereka tidak tahu dan melihat konteks didalamnya. Dalam hal ini nasionalisme diartikan sebagai sikap ashobiyah yaitu fanatik golongan, tetapi kita kembali pada pengertian nasionalisme. Hadist yang dipakai merupakan jalan bagi keadaan pada zaman dahulu. Tetapi tidak untuk saat ini.  Nasionalisme sangat dibutuhkan.  Kita bukan berfanatik terhadap golongan negara kita, tetapi kita menjadikan keseluruhan umat sebagai satu kesatuan. Nasionalisme tidak memisahkan dengan agama. Nasionalisme dan pancasila merupakan dari dasar agama lah yang dipakai. Didalam pancasila tidak satupun yang melanggar agama, bahkan Pancasila didasarkan pada agama dan kesatuan umat. Kita harus meyakini bahwa Allah itu Esa, sehingga tertanam keyakinan dan tidak ragu lagi akan ke-Esaan Allah. Jika kita masih takut dan ragu untuk menghormati orang Tua, orang lain, menintai Negara dan menghormati simbol Negara termasuk bendera Merah-putih, berarti kita juga termasuk ragu akan ke-Esaan Allah. Jangan takut untuk mencintai orang tua, para pemimpin, dan Negara kita karena tidak mungkin semua itu menyamai Allah, kita mencintai dan meghormati ciptaan Allah sebagai makhluk Allah yang berbudi luhur.
Pancasila menggabungkan konsep tentang kekuasaan (ketuhanan dan kedaulatan rakyat), konsep tentang proses (kemanusiaan dan kebangsaan), dan konsep tentang tujuan (keadilan sosial). Keunikan Pancasila adalah bahwa kekuasaan diletakkan di bawah Tuhan dan rakyat, teodemokrasi. Istilah ini tersusun dari dua istilah: teokrasi dan demokrasi. Teokrasi (teosentrisme) dengan menghilangkan konotasi negatif ala Barat, bagi umat Islam sama dengan istilah tauhid, yaitu menjadikan Tuhan sebagai pusat. Ini berarti bahwa kekuasaan Tuhan ada di atas kekuasaan negara. Dalam pelaksanaannya kekuasaan dilaksanakan dengan memerhatikan prinsip-prinsip agama, seperti syura dan keadilan. Sementara demokrasi adalah sistem kekuasaan dengan kedaulatan berada sepenuhnya di tangan rakyat, tanpa harus terikat pada hukum-hukum Tuhan. Dengan demikian, teodemokrasi adalah konsep tentang kekuasaan negara yang dibatasi oleh hukum Tuhan di satu sisi dan oleh rakyat di sisi lain. Dapat pula dirumuskan bahwa ia adalah kekuasaan yang dimiliki oleh rakyat dengan keyakinan bahwa sumber kekuasaan adalah Tuhan.
Dan marilah kita memperhatikan firman Allah SWT  “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang ber-saudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran 103).
Maksudnya adalah kita harus berada dalam tali agama Allah, kita menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, berlindung hanya kepada-Nya dan semua hanya ditujukan kepada Allah semata dan kita tidak boleh memutuskan tali persaudaraan dengan tetap menjaga persatuan bangsa ini, umat ini, yang merupakan nikmat dari Allah berkat perjuangan para pahlawan kta vissa beribadah dan bersaudara dengan tenang.
“Sesungguhnya orang-orang beriman adalah bersaudara? “(Al Hujurat : 13)
Hal itu adalah hal yang benar dengan keadaan ini jika memang dipikirkan. Jika memang kita teliti lebih dalam, memang tidak ada perintah dari Rasulullah SAW untuk mendirikan negara islam. Dalam piagam madinah Rasulullah tidak memerintahkan untuk mendirikan negara islam. Yang terpenting adalah terjaganya hubungan kita dengan sesama. Seseorang yang berfikir, dia akan memahami maksud dari isi yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila dibentuk tidak sembarangan, yang memprakarsai kemerdekaan bangsa ini juga hampir semua merupakan ulama dan tokoh agama.
Juga, seseorang yang berpikir, dia akan menyadari takdir Allah SWT. Dia akan benar-benar bersyukur bisa diberi kemerdekaan dan bisa beribadah dan bersaudara dengan tenang. Jika dia tidak mencintai negaranya, tidak menghormati simbol negaranya, malah dia  menghinanya, sebenarnya mereka orang-orang yang tidak pernah bersyukur, sombong, dan tidak tahu diri.Didekatkan pada nasionalisme, hormat bendera, bendera hanya sebagai media, yang kita hormati adalah para pahlawan dan ulama yang telah berjuang meraih kemerdekaan dan sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT. Jagalah negara kita ini dengan iman dan Nasionalisme agar kita bisa menjalankan perintah Allah dengan tenang.

Samsul Hidayatullah / samshids@hotmail.com / 085790615160.


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya:

No comments:

Post a Comment

Ekiosku.com Jual Beli Online Aman Menyenangkan